Musim Panen Padi di Indonesia Tak Pernah Berhenti
Musim Panen Padi di Indonesia Tak Pernah Berhenti. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Bupati Parigi
Moutong, Syamsurizal Tambolotutu melakukan panen raya padi di Kabupaten
Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis (1/11).
Panen raya padi ini secara simbolis dipusatkan di Desa Palapi, Kecamatan Kasimbar seluas 420 hektare (ha). Adapun luas sawah padi di Kabupaten Parigi Moutong mencapai 32.000 ha.
Amran menegaskan panen raya padi ini membuktikan musim panen padi di Indonesia tidak pernah berhenti. Pasalnya, Indonesia memiliki beberapa daerah agroklimat yang unit, salah satunya Kabupaten Parigi Moutong.
“Ada sesuatu yang unit di Parigi Moutong. Agroklimat tidak pernah kering. Jadi ada air terus. Kami baru pulang dari Taiwan, Vietnam, petaninya kaya. Coba lihat negara lain hanya diberikan cahaya 6 bulan, tapi hasil pertanianya bisa ekspor. Tapi di sini (Parigi Moutong) petaninya pun hebat. Habis panen langsung tanam, bisa penuhi beras ke kabupaten tetangga bahkan ke Papua,” tegas Amran.
Amran menyebutkan untuk meningkatkan motivasi petani dan produksi di Sulteng khususnya Kabupaten Parigi Moutong, Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan bantuan secara gratis kepada petani. Kementan terus mendorong kemajuan pertanian sesuai dengan keunggulan komparatif daerah yang ada saat ini.
“Bantuan yang kami berikan sangat komplit sesuai kebutuhan petani. Kami bantu benih padi, jagung, alat mesin pertanian seperti escavator, traktor roda empat, combine harvester. Kami pun memberikan bantuan benih perkebunan seperti kelapa, kakao, cengkeh, kopi dan pala. Semua bantuan ini gratis untuk petani,” sebutnya.
Pada panen raya padi ini, besarnya bantuan yang diberikan Kementan yakni benih padi 1 ton, jagung 300 kg, benih perkebunan untuk Provinsi Sulteng 1.738.750 juta batang, benih perkebunan 500 ribu batang untuk Parigi Moutong. Kementan pun memberikan bantuan berupa traktor roda 4 sebanyak 4 unit, escavator besar 1 unit dan alat pengering padi (dryer) 1 unit.
“Potensi pertanian di Parigi Moutong ini luar biasa. Kabupaten ini bisa menjadi lumbung pangan Sulteng. Selain padi, kita juga kembangkan bawang putih seluas 100 ha,” tandas Amran.
Sementara itu, Bupati Parigi Moutong, Syamsurizal Tambolotutu mengatakan walaupun Sulteng sedang mengalami bencana gempa dan tsunami, tetapi Kabupaten Parigi Moutong tetap melakukan panen raya padi. Namun demikian, panen padi di Parigi Moutong berlangsung terus menerus karena air tersedia sepanjang musim sehingga setelah panen langsung dilakukan tanam.
“Hari ini kita buktikan, Parigi Moutong produksi berasnya bisa dipenuhi sendiri bahkan surplus. Habis panen petani lanjut tanam. Jadi panen tiada henti di sini,” tuturnya.
Berdasarkan data Dinas Provinsi Pertanian Sulteng, realisasi tanam padi Oktober-Maret 2018 di Kabupaten Parigi Moutong per tanggal 31 Oktober seluas 5.062 ha. Sementara realisasi tanam padi di Provinsi Sulteng seluas 12.987 ha.
Selain Parigi Moutong, Kabupaten di Sulteng yang saat ini sedang melalukan panen padi yakni Luwuk dan Touna serta baru-baru ini Kabupaten Sigi telah selesai panen dan langsung melakukan tanam.
Panen raya padi ini secara simbolis dipusatkan di Desa Palapi, Kecamatan Kasimbar seluas 420 hektare (ha). Adapun luas sawah padi di Kabupaten Parigi Moutong mencapai 32.000 ha.
Amran menegaskan panen raya padi ini membuktikan musim panen padi di Indonesia tidak pernah berhenti. Pasalnya, Indonesia memiliki beberapa daerah agroklimat yang unit, salah satunya Kabupaten Parigi Moutong.
“Ada sesuatu yang unit di Parigi Moutong. Agroklimat tidak pernah kering. Jadi ada air terus. Kami baru pulang dari Taiwan, Vietnam, petaninya kaya. Coba lihat negara lain hanya diberikan cahaya 6 bulan, tapi hasil pertanianya bisa ekspor. Tapi di sini (Parigi Moutong) petaninya pun hebat. Habis panen langsung tanam, bisa penuhi beras ke kabupaten tetangga bahkan ke Papua,” tegas Amran.
Amran menyebutkan untuk meningkatkan motivasi petani dan produksi di Sulteng khususnya Kabupaten Parigi Moutong, Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan bantuan secara gratis kepada petani. Kementan terus mendorong kemajuan pertanian sesuai dengan keunggulan komparatif daerah yang ada saat ini.
“Bantuan yang kami berikan sangat komplit sesuai kebutuhan petani. Kami bantu benih padi, jagung, alat mesin pertanian seperti escavator, traktor roda empat, combine harvester. Kami pun memberikan bantuan benih perkebunan seperti kelapa, kakao, cengkeh, kopi dan pala. Semua bantuan ini gratis untuk petani,” sebutnya.
Pada panen raya padi ini, besarnya bantuan yang diberikan Kementan yakni benih padi 1 ton, jagung 300 kg, benih perkebunan untuk Provinsi Sulteng 1.738.750 juta batang, benih perkebunan 500 ribu batang untuk Parigi Moutong. Kementan pun memberikan bantuan berupa traktor roda 4 sebanyak 4 unit, escavator besar 1 unit dan alat pengering padi (dryer) 1 unit.
“Potensi pertanian di Parigi Moutong ini luar biasa. Kabupaten ini bisa menjadi lumbung pangan Sulteng. Selain padi, kita juga kembangkan bawang putih seluas 100 ha,” tandas Amran.
Sementara itu, Bupati Parigi Moutong, Syamsurizal Tambolotutu mengatakan walaupun Sulteng sedang mengalami bencana gempa dan tsunami, tetapi Kabupaten Parigi Moutong tetap melakukan panen raya padi. Namun demikian, panen padi di Parigi Moutong berlangsung terus menerus karena air tersedia sepanjang musim sehingga setelah panen langsung dilakukan tanam.
“Hari ini kita buktikan, Parigi Moutong produksi berasnya bisa dipenuhi sendiri bahkan surplus. Habis panen petani lanjut tanam. Jadi panen tiada henti di sini,” tuturnya.
Berdasarkan data Dinas Provinsi Pertanian Sulteng, realisasi tanam padi Oktober-Maret 2018 di Kabupaten Parigi Moutong per tanggal 31 Oktober seluas 5.062 ha. Sementara realisasi tanam padi di Provinsi Sulteng seluas 12.987 ha.
Selain Parigi Moutong, Kabupaten di Sulteng yang saat ini sedang melalukan panen padi yakni Luwuk dan Touna serta baru-baru ini Kabupaten Sigi telah selesai panen dan langsung melakukan tanam.
Comments
Post a Comment